Fast Food Ala Indonesia

Ini soal “kampung tengah” alias perut yang sedang lapar, yang tak mungkin bisa diajak kompromi.
Bila perut saya sedang benar-benar lapar, dan sedang berada diluar rumah atau diluar daera: saya tak mau ambil risiko masuk ke sembarang warung, rumah makan ataupun restoran. Saya pasti akan memilih warung, rumah makan maupun restoran masakan Padang. Why ? Karena di tempat inilah menurut saya penyajian makanan terbilang cepat, tak mesti menunggu lama sehingga perut lapar menjadi “merajuk” alias ngambek karena masuk angin. Saya mengistilahkan rumah makan masakan Padang yang terdapat di daerah saya sebagai fast food-nya Indonesia.

foto : wikipedia

Sangat sering, dan terlalu sering saya alami saat perut lapar, masuk ke rumah makan lainnya yang menyajikan berbagai menu daerah, harus menunggu lama, sehingga kesannya kedatangan saya kesana dianggap cuma sekedar ingin mencicipi masakan. Padahal saya hanya akan memasuki sebuah rumah makan atau apapun namanya dikarenakan perut saya memang benar-benar sedang sangat lapar dan butuh segera makan, bukan lapar main-main yang masih bisa menunggu masakan diantar untuk beberapa saat kemudian.

Di rumah makan masakan Padang, yang saya alami adalah, begitu masuk dan duduk serta pesan, tak berapa lama kemudian masakan diantar oleh pelayan, GPL (Ga pakai Lama). Disamping itu pelayan menyajikan beberapa macam pilihan masakan yang ditata diatas meja. Sehingga kita bisa memilih masakan sesuai dengan selera. Dan kita pun hanya membayar untuk masakan yang kita makan, yang tidak dimakan atau disentuh, tak dibayar.

Ke beberapa teman dan kenalan, saya selalu pesan, kalau perut sedang benar-benar lapar, sebaiknya jangan ragu memasuki rumah makan masakan Padang. Soal harga saya kira tak perlu dipikirkan untuk sebuah pelayanan yang cepat dan rasa yang enak. Yang paling penting lagi, urusan telat makan akan berpengaruh terhadap lambung. Maka, lebih baik baik bayar sedikit agak mahal daripada mendapat penyakit. Masakan Padang, rancak banar !