SELAMAT DATANG DAN BERKUNJUNG DI ISP 68 BLOG
Tuhan Maha Tahu - ISP68

Xticker

Merangkai Kata Merajut Asa

Definition List

   # 

Kamis, 25 Oktober 2018

Tuhan Maha Tahu

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Saya katakan kepada beberapa teman, untunglah Tuhan memilih Muhammad seorang yang berkebangsaan Arab menjadi Rasul. Andai saja seorang Muhammad itu berkebangsaan Indonesia dari suku Banjar (etnis di Kalimantan), maka tentu bahasa al-qur’an itu difirmankan dalam bahasa Banjar yang mirip-mirip Melayu. “Allah ganal, Allah ganal ! (Allahu Akbar, Allahu Akbar), “wan ngaran Allah nang Pambari banar, jua Panyayangan banar”, (Bismillahir rahmanir rahim).

Dulu ketika di SMA saya sempat kena skors selama 3 hari karena membuat guru pelajaran agama saya marah dan tidak terima. Dalam pelajarannya beliau mengatakan, pada waktu seorang mayat didalam kubur (alam barzah), akan ditanya oleh malaikat dengan pertanyaan antara lain ; wama ilahuka, wama imamuka, wama kitabuka, dan seterusnya dalam bahasa Arab. Saya pun melontarkan pertanyaan, bagaimana jika si mayat tidak mengerti bahasa Arab karena ia berkebangsaan Inggris, Jerman, Belanda, Cina, atau Jepang ? Guru saya menjawab, bahasa si mayat otomatis akan berganti ke bahasa Arab. Tentu saja saya tidak puas dengan jawaban yang sama sekali menurut pikiran saya tidak logis dan tak berdasar itu. Saya pun mengatakan kepada guru saya, “berarti Tuhan kita Tuhan yang amat bodoh sekali, cuma ngertinya bahasa Arab saja.”

Itulah pangkal dari skorsing saya. Rupanya guru saya tidak mau menerima pendapat saya. Dan saya pun mesti mengalah untuk satu pendapat yang dianggap keluar dari mainstream.
Pernah pula beberapa teman mencibir dan menganggap saya aneh karena, menurut saya akan lebih baik bacaan-bacaan diluar ibadah shalat dibacakan dalam bahasa yang dimengerti oleh orang banyak. Misalnya bacaan shalawat, bacaan sebelum khutbah Jum’at, do’a, membaca al-qur’an dalam bahasa Indonesia saja seperti orang membaca puisi, tentu akan lebih dipahami dan dimengerti.



Yang namanya Tuhan itu kan serba “Maha”, tak dapat dibandingkan dengan apa dan siapapun. Andai seseorang membuat bahasa baru yang cuma dapat dimengerti oleh dirinya sendiri, maka Tuhan pasti mengerti pula.

Saya sering tak mau ikut berdo’a karena isi do’a yang dibacakan sama sekali tak sepatah kata pun saya mengerti, sehingga saya akan berdo’a sendiri dalam bahasa ibu saya. Dalam bacaan shalat pun saya sebelumnya dengan susah payah menghapal arti dari ayat-ayat wajib yang dibaca. Makanya saya pun memilih ayat-ayat pendek agar artinya pun tak perlu panjang.


Dalam pikiran saya selalu muncul pernyataan bahwa Tuhan tak bermaksud mempersulit manusia dengan agama (islam), justru bermaksud mempermudah. Hanya saja yang mempersulit itu adalah para kaum elit agama yang merasa punya otoritas menafsirkan pelaksanaan ibadah agama. Menurut pikiran saya, urusan keselamatan apakah seseorang ingin masuk sorga atau neraka, itu merupakan hak prerogatifNya. Andai seorang ulama masuk sorga pun pasti tak juga dapat mengajak saya untuk bersamanya, begitupun bila saya masuk neraka, saya pasti tak bisa menarik itu ulama menjadi teman saya. Lagi pula keinginan saya terhadap Tuhan tentu tidak sama dengan keinginan orang lain. Hanya saya sendiri dan Tuhan yang tahu apa yang menjadi keinginan dan permintaan saya. Catatan ini saya tulis karena beginilah keinginan saya. Bila keinginan saya ini berbeda dengan keinginan banyak orang, silakan mengabaikannya, karena saya tak bermaksud keinginan saya ini memaksa orang lain untuk mengikutinya.

Dengan akal saya yang sangat terbatas ini, saya tidak merujuk kepada teks-teks kitab suci untuk urusan sekedar berhubungan dengan Tuhan. Karena saya sangat berkeyakinan Tuhan itu Maha Arif Bijaksana menerima kedatangan hamba-Nya dalam situasi dan kondisi seperti apapun.
Akhirnya, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.