Kedatanganku ke toko ponsel itu disambut langsung oleh pemilik toko yang sudah lama kukenal. Karena beberapa kali aku membeli ponsel selalu di toko itu.
Pemilik toko, suami istri bermata sipit berkulit kuning. Sudah bisa ditebak, keduanya merupakan WNI keturunan.
Sang suami dengan ramah menawariku berbagai merk ponsel yang berada dalam etalase
“Ini banyak ponsel produk China, bagus-bagus modelnya, harganya murah,” tawarnya.
Aku pun menoleh dan memperhatikan ponsel-ponsel yang ditunjuk oleh pemilik toko.
“Anda pakai ponsel produk mana ?” Tanyaku kepada pemilik toko.
“Saya pakai BB, memangnya kenapa ?” Pemilik toko balik tanya.
“Anda saja tak menggunakan produk China, kok malah saya yang ditawari,” kataku sambil senyum.
Pemilik toko sesaat terdiam sambil mengernyitkan dahinya, lalu kemudian ia tersenyum tanda mengerti maksud omonganku.
Pemilik toko, suami istri bermata sipit berkulit kuning. Sudah bisa ditebak, keduanya merupakan WNI keturunan.
Sang suami dengan ramah menawariku berbagai merk ponsel yang berada dalam etalase
“Ini banyak ponsel produk China, bagus-bagus modelnya, harganya murah,” tawarnya.
Aku pun menoleh dan memperhatikan ponsel-ponsel yang ditunjuk oleh pemilik toko.
“Anda pakai ponsel produk mana ?” Tanyaku kepada pemilik toko.
“Saya pakai BB, memangnya kenapa ?” Pemilik toko balik tanya.
![]() |
foto : pandebaik.com |
“Anda saja tak menggunakan produk China, kok malah saya yang ditawari,” kataku sambil senyum.
Pemilik toko sesaat terdiam sambil mengernyitkan dahinya, lalu kemudian ia tersenyum tanda mengerti maksud omonganku.