Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Jika umat islam yang taat melaksanakan shalat 5 waktu, maka tak selayaknya dimanapun di belahan bumi ini terjadi tindak kekerasan; pembunuhan, pembantaian, penindasan, penipuan, dan lainnya oleh umat islam terhadap siapapun.
Maka bagi umat islam, sebutlah dan kemudian resapi makna dari ayat pertama dari sura Fatihah itu sebelum melakukan perbuatan.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Selain Tuhan Allah, tentu dapat dipastikan tak seorangpun di bawah kolong langit ini yang patut memperoleh dan mendapatkan pujian; tidak seorang atau presiden, atau apapun namanya.
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Tuhan Allah yang pemurah; tentu sangat tak menghendaki sesama makhluk ciptaan-Nya saling cakar-cakaran bak binatang liar tanpa akal. Apalagi manusia, sebagai makhluk sempurna yang dibekali akal pikiran dan berbudi, sangat tak pantas bersikap dan bersifat seperti binatang.
Tuhan Allah yang penyayang; tak diragukan lagi kasih sayang-Nya kepada segala makhluk. Tuhan Allah tak pernah membedakan pemberian rasa kasih sayang-Nya itu terhadap makhluk.
Yang menguasai di Hari Pembalasan.
Tak ada seorangpun dari manusia nantinya yang akan luput dari pembalasan Tuhan Allah atas dosa-dosa yang pernah diperbuat selama hidup di dunia. Tuhan Allah adalah Hakim yang seadil-adilnya. Tak akan ada perlakuan khusus seperti hakim manusia saat di dunia. Dan tak sebesar atom pun dari tiap kesalahan yang luput dari hitungan Tuhan Allah terkecuali mendapat ganjaran yang setimpal.
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.
Buktikan bila benar hanya menyembah kepada Tuhan Allah. Jangan cuma mulut yang berkata namun hati mengingkarinya, serta perbuatan jauh bertolak belakang. Tak ada penyembahan terhadap sesuatu bentuk pun dari ciptaan Tuhan Allah. Nyatanya masih begitu banyak yang menyembah benda dan manusia, baik dalam keadaan sadar maupun tidak sadar.
Tak sedikit pula yang masih meminta pertolongan kepada para dukun, paranormal, dan sejenisnya, atau kepada manusia yang telah mati. Padahal ayat tersebut selalu dibaca berulang-ulang setiap kali shalat.
Tunjukkan kami jalan yang lurus,
Pepatah mengatakan “banyak jalan menuju Roma”. Tentu bingung karena terlalu banyak pilihan, sehingga sangat pantaslah ayat tersebut bagi tiap umat islam agar tidak tersesat. Namun sudah menjadi kodrat manusia; ingin mencari dan mencoba sesuatu yang baru. Maka meski Tuhan Allah sudah menunjukkan jalan yang lurus, tetap saja membuat jalan-jalan lain dengan dalih dan alasan yang penting sama sampai ke tujuan.
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Cukuplah kiranya Tuhan Allah telah menunjukkan jalan lurus tersebut. Tak perlu mencari jalan, apalagi membuat jalan sendiri. Ikutlah jalan yang telah diberikan Tuhan Allah kepada mereka yang diridhai dan diberi nikmat. Mencari jalan, apalagi membuat jalan sendiri; akan menimbulkan murka Tuhan Allah, dan membuat tersesat.
Ya Allah, kabulkan dan perkenankanlah apa yang sudah kami mohonkan kepada-Mu itu.