Perempuan atau wanita (Juanita, baca huanita, dari bahasa Spanyol), tak pelak lagi adalah kata yang tak dapat dipisahkan dengan lawannya, lelaki, pria.
Seorang teman berkata ; wanita adalah sorga bagi mata, neraka jiwa, dan siksaan bagi kantong/dompet (kecuali kantong atau dompet kosong).
Ada-ada saja memang cara pria menggambarkan para wanita yang nota bene adalah ibu dari manusia itu (termasuk ibu dari para pria tentunya).
Ada lagi yang berkata, jika pria dianekdotkan sebagai “buaya darat”, maka katanya wanita adalah lubang buaya itu sendiri.
“Wanita racun dunia”, ungkapan yang sering terlontar dan terdengar dari para pria yang pasti pernah disakiti hatinya oleh wanita. Bukankah obat untuk penyakit itu sebenarnya adalah “racun” yang diberikan dalam kadar dan dosis rendah (?)
Jika wanita diibaratkan racun, maka tentu akan tergantung pada tinggi rendah dosisnya, kalau sedikit maka ia adalah obat.
Wanita memang tampak lemah dari penampilannya yang gemulai. Namun ia ibarat lautan tenang yang bisa menenggelamkan apa saja dari yang paling kecil hingga paling besar.Seorang teman berkata ; wanita adalah sorga bagi mata, neraka jiwa, dan siksaan bagi kantong/dompet (kecuali kantong atau dompet kosong).
Ada-ada saja memang cara pria menggambarkan para wanita yang nota bene adalah ibu dari manusia itu (termasuk ibu dari para pria tentunya).
Ada lagi yang berkata, jika pria dianekdotkan sebagai “buaya darat”, maka katanya wanita adalah lubang buaya itu sendiri.
“Wanita racun dunia”, ungkapan yang sering terlontar dan terdengar dari para pria yang pasti pernah disakiti hatinya oleh wanita. Bukankah obat untuk penyakit itu sebenarnya adalah “racun” yang diberikan dalam kadar dan dosis rendah (?)
Jika wanita diibaratkan racun, maka tentu akan tergantung pada tinggi rendah dosisnya, kalau sedikit maka ia adalah obat.
Tak sedikit pria yang diakui perkasa dan berkuasa tapi bertekuk lutut di hadapan seorang wanita. “Namun ada kala pria tak berdaya, tekuk lutut di sudut kerling wanita……” Ini penggalan syair dari lirik lagu yang diciptakan Ismail Marzuki. Menggambarkan bagaimana seorang wanita bagi para pria.
Cleopatra, Ratu Mesir, mampu menggoncangkan Romawi, Julius Caesar dan Mark Anthony memperebutkan wanita yang konon amat cantik sehingga dijadikan simbol kecantikan seorang wanita itu.
Adolf Hitler, Penguasa Fasis Jerman itu harus menuruti keinginan seorang wanita bernama Eva Braun yang menjadi kekasih gelapnya, dan rela sama-sama mati bunuh diri ketika mesti menerima kekalahan Jerman terhadap Sekutu.
Begitupun seorang Napoleon Bonaparte, Kaisar Prancis legendaris itu rela berbuat apapun asal mendapatkan cinta Josephine yang kemudian menjadi istrinya, seorang Louis XIV, Raja Monarki Absolut Prancis yang akan terus menuruti nafsu belanja istrinya Marie Antoinette (Madame Defisit).
Terlalu banyak jika disebutkan satu per satu wanita yang pernah mendominasi kehidupan pria.
Wanita, apapun sebutannya dalam bahasa masing-masing, ia tetaplah sosok manusia pasti tak akan pernah lepas dari pria, karena ia merupakan bagian dari pria itu sendiri, saling asih, asah, dan asuh.
Yang jelas wanita adalah ibu, isteri, dan saudara, anak bagi pria.
…..Diciptakan alam pria dan wanita. Dua makhluk dalam asuhan dewata.
Wanita dijajah pria sejak dulu, dijadikan perhiasan sangkar madu……..namun ada kala pria tak berdaya, tekuk lutut di sudut kerling wanita…….. (Appreciated to Ismail Marzuki)