Musibah menimpa seorang teman hari ini. Mobil Toyota Innova yang ia parkir di halaman kantornya, yang berlokasi di tepi jalan umum yang cukup ramai, kaca jendela tengah bagian kanan mobil itu dipecah seseorang yang tidak dikenal. Ini sebuah musibah, bukan kesialan; uang tunai sebanyak Rp 300 juta yang baru ia ambil dari sebuah bank, ditempatkan didalam tas plastik kresek, raib dibawa kabur oleh maling.
Namanya juga musibah. Maling yang agaknya cukup berpengalaman itu, bukan merusak pintu mobil, tapi memecahkan kaca mobil dengan sebuah benda keras. Andai saja maling itu tidak berpengalaman, ia pasti merusak pintu mobil dengan cara mendongkelnya, dan dipastikan alarm anti maling yang terpasang di mobil itu akan berbunyi mengaung-ngaung mengundang perhatian orang yang mendengarnya.
Nah, dengan memecahkan kaca, kemudian memasukkan badan kedalam mobil, alarm tak berbunyi. Uang tunai yang ditempatkan di jok bagian tengah mobil pun dengan mudah dapat diambil oleh pencuri.
Dari kejadian tersebut bisa ditarik kesimpulan; alarm anti maling yang terpasang di mobil, ternyata tak terhubung dengan kaca, tapi hanya dengan pintu mobil yang dalam hal ini terbuat dari bahan metal. Tampaknya hal ini perlu menjadi perhatian para produsen mobil agar memasang alarm yang terhubung ke setiap bagian mobil tanpa membedakan bahan; baik metal maupun kaca.