SELAMAT DATANG DAN BERKUNJUNG DI ISP 68 BLOG
Tak Ada Orang Arab Di Kampung Kami - ISP68

Xticker

Merangkai Kata Merajut Asa

Definition List

   # 

Senin, 03 Maret 2014

Tak Ada Orang Arab Di Kampung Kami

“Di kampung kita ini tidak ada orang Arab,” kataku kepada seorang teman.

Temanku pun protes. “Bukannya si Ami Nurdin, si Syarifah Adawiyah itu orang Arab,” kata temanku dengan kencang.

“Siapa bilang mereka itu orang Arab ? Paling-paling kamu dan sejenisnya yang bilang mereka itu orang Arab,” jawabku tak kalah kencang.

Di kampung kami memang sudah turun temurun beranggapan bila mereka yang bertampang dan berparas Arabia itu adalah “orang Arab”. Dan celakanya lagi banyak diantara warga kampung kami beranggapan kedudukan para “muka Arabia” lebih tinggi daripada warga pribumi yang memang asli etnis Indonesia.

“Bila ada orang Arab yang tinggal di kampung kita ini tanpa ijin, kita laporkan saja ke Kantor Imigrasi supaya mereka dideportasi,” kataku lagi ke temanku itu.

Temanku itu pun akhirnya faham dengan apa yang aku maksud dengan “orang Arab” itu. “Maksudku orang-orang itu bukan WN Arab, tapi keturunan atau peranakan bangsa Arab,” ujar temanku melemah.

Di kampung kami tak hanya ada keturunan Arabia, tapi juga para Tionghoa (keturunan China). Kami di kampung sudah kebiasaan memanggil mereka dengan sebutan “orang Cina”, maupun “orang Arab”. Namun terdapat perbedaan diantara kedua keturunan asing tersebut; keturunan Arabia lebih mudah diterima oleh warga setempat ketimbang yang keturunan China. Hal ini kemungkinan disebabkan terkait agama para keturunan Arabia yang mayoritas Islam.

Padahal di kampung kami sudah banyak para Tionghoa yang masuk Islam atau menjadi muallaf. Namun tetap saja panggilan China terhadap mereka tak pernah hilang, China Islam, sedang sebutan untuk Arab Islam tidak ada.

“Di kampung kita ini yang ada adalah orang Indonesia, tak ada orang Arab maupun orang China. Mereka itu semua adalah warga negara Indonesia yang punya hak dan kewajiban yang sama,” jelasku kepada teman.