SELAMAT DATANG DAN BERKUNJUNG DI ISP 68 BLOG
Pemilu dan Pemilih Berpoligami - ISP68

Xticker

Merangkai Kata Merajut Asa

Definition List

   # 

Jumat, 11 April 2014

Pemilu dan Pemilih Berpoligami

Beberapa hari lagi kembali rakyat negeri ini mendatangi dan memenuhi TPS untuk memberikan hak pilihnya kepada para Caleg yang disukainya; entah Caleg itu ia kenal ataupun tidak, dipaksa kenal karena diberi “sesuatu” ataupun memang kenal disebabkan masih ada hubungan kekerabatan, pertemanan, tetangga, maupun lainnya.
Pemilu kali ini mengingatkanku kepada Pemilu sebelumnya pada tahun 2009. Kala itu aku masih memiliki 3 istri, Pemilu kali ini istriku tinggal 2 orang.
Lho, apa hubungannya Pemilu dengan kepemilikan istri lebih dari satu alias poligami ?
Ada hubungannya ! Simak terus cerita saya ini.
Pada Pemilu tahun 2009 aku memperoleh 3 undangan untuk mencoblos di 3 TPS yang berbeda. Ini dikarenakan ke-3 istriku bertempat tinggal di 3 tempat berbeda dan di 3 desa. Masing-masing istriku mendapatkan 2 undangan untuk suami istri. Namun meski aku memegang 3 undangan sekaligus, sebagai warga negara yang memcoba taat aturan dan hukum, cuma 1 undangan pencoblosan yang kuhadiri ke TPS, sedangkan sisanya kusimpan saja, pun tidak kuberikan kepada orang lain yang tak memperoleh undangan.
Beberapa hari lalu seorang istriku mengatakan ia mendapat 2 undangan pencoblosan; untuk dirinya dan untukku. Entah kenapa perasaanku hari ini terbersit akan mendapatkan undangan pencoblosan lebih dari satu. Aku pun mendatangi rumah istriku lainnya, dan kutanyakan apakah ia sudah memperoleh undangan pencoblosan, istriku menjawab sudah. Perasaanku benar. Istriku ini mendapatkan 2 undangan pula; untuk dirinya dan juga untukku. Jadi, Pemilu kali ini aku memegang 2 undangan pencoblosan di 2 TPS yang berbeda.
Siapa yang patut disalahkan atas kondisi seperti yang kualami ini ?
Salahkan sistem pendataan, jangan menyalahkan yang membagi undangan pencoblosan apalagi aku. Selama ini yang kuingat, tak ada seorang petugas pendataan dan pendaftaran pemilih pun yang pernah mendatangi dan menemuiku guna keperluan pemilih Pemilu. Aku heran berdasarkan apa aku bisa dapat ikut memilih dan mencoblos. Makanya kekhawatiran banyak pihak akan penyelenggaraan Pemilu yang diwarnai kecurangan, cukup berasalan, ini disebabkan dari proses pendaftaran pemilih hingga pendistribusian logistik Pemilu yang nyaris kacau balau. Singkatnya selama ini aku belum pernah didaftar maupun mendaftar langsung sebagai pemilih, tapi selalu mendapat undangan untuk memilih. Yang hebatnya lagi aku justru mendapatkan kesempatan untuk memilih atau mencoblos lebih dari satu kali.