Bahasa Ibu atau dalam sebutan lainnya adalah Mother Tounge.
Dulu semasa di SMP, saya sempat kurang paham dengan istilah Bahasa Ibu tersebut ketika Guru Bahasa Indonesia menjelaskan. Kenapa mesti Bahasa Ibu ? Kenapa bukan Bahasa Bapak, kemana Bahasa Bapak ? Pertanyaan khas anak SMP.
Betapapun Guru Bahasa saya memberikan penjelasan tentang Bahasa Ibu, tetap juga belum memuaskan saya. “Nanti juga setelah dewasa dan menjadi orangtua kamu akan paham,” ujar Guru saya itu akhirnya.
Saya dilahirkan dari sebuah keluarga yang kedua orangtua berlainan suku; bapak suku Banjar dengan ibu berdarah Bugis. Dalam keseharian di keluarga semasa kecil, saya sudah terbiasa berkomunikasi dalam dua bahasa yang berbeda; berbahasa Banjar ke bapak, berkomunikasi dalam bahasa Bugis ke ibu.
Waktu keseharian saya lebih banyak bersama ibu daripada bapak, otomatis saya lebih banyak berkomunikasi dengan ibu yang berbicara kepada anak-anaknya dalam bahasa sukunya.
Meskipun kemudian lingkungan sekolah dan pergaulan sehari-hari di masyarakat lebih dominan menggunakan bahasa bapak saya, tak menjadikan bahasa ibu saya hilang begitu saja. Saya tetap saja berkomunikasi dalam Bahasa Ibu kepada mereka yang kebetulan berasal dari suku yang sama dengan ibu saya.
Setelah sekian puluh tahun sejak pertanyaan saya ke Guru saya itu, akhirnya saya paham apa itu Bahasa Ibu. Saya sudah menemukan jawabannya.
Seorang istri saya yang lahir dari keluarga bapak berasal dari suku Batak dengan ibu berasal dari suku Banjar; istri saya ini sama sekali tak mengerti bahasa bapaknya (Batak), dia sehari-hari berkomunikasi dalam bahasa Banjar dan bahasa Indonesia. Ini dikarenakan semasa kecilnya dia lebih banyak bersama ibunya dan berkomunikasi dalam bahasa ibunya.
Putri bungsu saya yang beribukan wanita Manado (maaf, saya berpoligami), dalam kesehariannya berkomunikasi dalam bahasa Banjar meski ibunya sering kali tak mau mengalah tetap berkomunikasi dalam bahasa Manado. Kenapa ?
Putri bungsu saya itu sejak masih bayi sudah diasuh oleh seorang wanita dari suku Banjar yang menjadi tetangga dekat kami. Oleh ibu asuhnya itu putri saya diajari berbicara dalam bahasa Banjar, sementara ibu kandungnya atau istri saya sibuk setiap harinya berkerja di luar rumah.
Jadi pengertian yang saya peroleh tentang Bahasa Ibu adalah; bahasa pertama atau utama yang diajarkan oleh seseorang yang bertindak sebagai ibu bagi seseorang yang diasuhnya. Bahasa Ibu tidak harus berasal dari ibu kandung yang melahirkan, juga bisa berasal dari siapa pengasuhnya. Andai saja sejak kecil saya atau anda diasuh oleh seseorang yang berbahasa inggris setiap harinya, maka Bahasa Ibu saya dan anda adalah Bahasa Inggris.