Mengapa Mesti A Yani?

Bukan maksud meremehkan seorang Jenderal Anumerta Achmad Yani, tapi bagi penduduk Kalimantan Selatan yang mayoritas adalah etnis Banjar, peran dan kontribusi A. Yani (selanjutnya saya tulis begini) patut dipertanyakan.

Jalan umum propinsi yang membentang dari Kota Banjarmasin, melewati wilayah Kabupaten Banjar, Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kotabaru, hingga ke wilayah Kabupaten Paser Kalimantan Timur, diberi nama Jl. A. Yani.

Banyak nama jalan didalam Kota Banjarmasin diberi nama pahlawan yang sama sekali tak berkontribusi terhadap daerah. Begitupun di berbagai kota kabupaten, nama-nama jalan juga diambil dari nama para pahlawan dari daerah lain.

Saya pribadi sejak masih menjadi murid SMP selalu bertanya-tanya dalam hati, seberapa besar jasa A. Yani bagi daerah dimana saya dan nenek moyang saya ini lahir, sehingga mengalahkan nama-nama seperti Lembu Amangkurat (Lambung Mangkurat), Pangeran Antasari, Pangeran Hidayatullah, Sultan Adam, Gusti M. Seman, Ratu Zaleha, Demang Leman, Hasanuddin HM, Hasan Basri, Pangeran M. Noor, dan sederet nama pejuang Banjar yang benar-benar berjuang mempertahankan tiap jengkal tanah Banjar dari Kolonial Belanda.

Rasanya nama-nama pejuang Banjar tersebut sangat pantas dijadikan nama-nama jalan ataupun tempat-tempat umum lainnya di seluruh wilayah Propinsi Kalimantan Selatan.

Saya kira Pempro Kalimantan Selatan berserta seluruh Pemkab dan Pemko, agar mempertimbangkan pergantian nama-nama jalan dan fasilitas umum lainnya dengan nama para pejuang Banjar. Ini agar para generasi muda Banjar lebih mengenal dan mencintai para pejuang Banjar yang berjuang hingga tetes darah penghabisan dalam mengusir penjajah dari Tanah Banjar.

Haram manyarah, waja sampai ka puting.