SELAMAT DATANG DAN BERKUNJUNG DI ISP 68 BLOG
Sebelum Opstib Tambang, Pelaku Kabur Duluan - ISP68

Xticker

Merangkai Kata Merajut Asa

Definition List

   # 

Sabtu, 01 Maret 2014

Sebelum Opstib Tambang, Pelaku Kabur Duluan

Minggu lalu saya dapat informasi dari salah seorang teman yang berprofesi sebagai wartawan Koran mingguan, dia bilang dia mampir di kantor sebuah perusahaan di bidang pertambangan yang sahamnya sebagian dimiliki oleh Bumi Resources, perusahaan milik Grup Bakrie, apalagi bila bukan PT. Arutmin Indonesia.


Teman saya itu bongkar rahasia yang ia dapatkan dari seorang karyawan kantor perusahaan tersebut, yang mana pihak perusahaan telah membuat surat yang isinya melaporkan kegiatan penambangan batubara oleh para penambang spanyol (separo nyolong) di wilayah konsesi PKP2B (Perjanjian Kontrak Penambangan Batubara) milik PT. Arutmin Indonesia Tambang Batulicin yang berada di wilayah Kabupaten Tanah Bumbu Kalsel. Surat itu menurut teman saya itu, ditujukan ke Mabes Polri dan Polda Kalsel.

Mendengar penuturan teman saya itu, saya sudah dapat membayangkan pihak kepolisian pasti akan melakukan operasi penertiban atas permintaan pihak perusahaan. Tapi saya juga membayangkan, atau lebih tepatnya memastikan pihak kepolisian tak akan mengajak kru media, terutama televisi untuk meliput kegiatan mereka itu.

Itu sudah dapat ditebak, karena sudah terlalu biasa, bila mengajak para wartawan maka tentu kegiatan operasi penertiban tersebut tak akan bisa bebas dari pantauan dan sorotan kamera. Dan hasil dari kegiatan mereka pun pasti akan terus dipantau oleh media, sehingga akan sulit bila ingin melakukan hal-hal yang sifatnya kong kali kong.

Dua hari lalu saya dapat informasi dari seorang teman di Banjarmasin, pihak kepolisian sudah bergerak ke lokasi target operasi. Dan benar, tak seorangpun kru media yang mereka ajak ikut serta. Saya menelpon seorang teman lainnya di Banjarmasin yang bekerja sebagai seorang kontributor dari sebuah stasiun televisi swasta nasional, saya menanyakan apakah pihak kepolisian disana ada mengundang pihak media untuk ikut bersama mereka dalam kegiatan operasi penertiban tambang, teman saya itu menjawab tak mengetahuinya.

foto : agusali.blogspot.com

Yang saya selalu temukan adalah, para penambang spanyol ataupun penambang ilegal itu malah telah tahu duluan terhadap rencana operasi penertiban tambang. Beberapa hari sebelumnya mereka malah sudah berbenah dengan menghentikan kegiatan, memobilisasi peralatan berat mereka keluar dari lokasi tambang yang selama ini mereka keruk batubaranya.

Hasil penelusuran saya ke beberapa penambang, mereka buka rahasia, ternyata mereka dapat informasi dari “orang dalam”, baik oknum dari kepolisian maupun dari oknum perusahaan, yang selama ini ikut menikmati hasil kerja dari kegiatan penambangan separo nyolong. “Alat berat kami sudah keluar semua dari lokasi tambang,” ungkap beberapa penambang.

“Biasanya petugas operasi itu bekerja sekitar 1 minggu sampai 10 hari, sesudah itu baru kami bisa bekerja lagi,” kata penambang lainnya.

“Operasi penertiban yang begituan sudah lumrah. Paling-paling ada pihak yang nggak kebagian jatah, yang ingin juga ikut kecipratan,” ungkap penambang pula.

Saya pikir pantasan bila setiap kali terjadi operasi penertiban sangat jarang berhasil.

Hal ini kontras dan cocok dengan kondisi dan keadaan yang saya ketahui, dimana saya lihat beberapa oknum anggota kepolisian yang bertugas di Polres setempat , yang berpangkat perwira, rata-rata memiliki mobil pribadi yang lumayan mahal harganya, serta mampu membangun rumah, atau setidaknya dapat mengontrak rumah yang sewanya puluhan juta setahun.

Tak heran daerah saya, sebuah kabupaten yang baru berumur 8 tahun, menjadi incaran banyak pejabat agar bisa ditempatkan disana. Orang menyebut daerah saya sebagai “daerah basah”. Jangankan jadi seorang Kapolres, jadi seorang Kapolsek saja di daerah saya sudah bakal jadi calon orang berduit, karena daerah saya dikelilingi ratusan lokasi tambang, baik batubara maupun bijih besi. Hayo, siapa yang berniat ingin jadi orang kaya baru, welcome to my region !