Sangat sering kudengar lagu yang syairnya begini; sayang.....opo kowe krungu jerite atiku......yang tenar dinyanyikan oleh Pedangdut Via Valen. Tak cuma distel lewat perangkat yang berformat mp3, mp4, mpeg dan lainnya, tapi juga malahan dinyanyikan oleh tak sedikit pelantunnya yang tak semuanya orang Jawa apalagi paham Bahasa Jawa.
Ternyata tak sedikit yang menyukai lagu tersebut paham dan mengerti syair lagu tersebut. Ini sama saja dengan saya saat melantunkan lagu daerah Batak 'sai anju ma ahu' tanpa paham artinya apa, hahaha.......
Jawa, atau Orang Jawa memang superior di negeri yang bernama Endonesa iki. Selain faktanya mereka mayoritas dibanding suku atau etnis lain, para Pejabat penting di negeri ini pun banyak dari suku mereka. Paktane yo memang sak mono kuwi mau apalagi, hehehe......
Soal bahasa pun Bahasa Jawa terlalu superior untuk dilawan oleh bahasa daerah atau suku lain. Orang-orang akan tetap merasa ngeh jika Bahasa Endonesa dicampur-campur ataupun dicampur adukkan dengan Bahasa Jawa, tapi akan terasa dan terdengar aneh jika dicampur adukkan dengan bahasa dari suku lainnya.
Lho sampeyan jangan begitu, saya bisa tersinggung nek sampeyan berpendapat kayak kuwek.
Mbok jadi orang itu mesti sabar, jangan langsung suodzon begitu. Yo paktanya kan begitu, hehehe......
Gimana kalo Bahasa Endonesa tak campur wae karo Basa Banjar, supaya kalian barataan kawa paham dan mengerti. Masalahnya salawas ini cuma Bahasa Jawa nang bahimat dicampur wan Bahasa Endonesa. Tak apalah naya agar barataan bahasa kawa ikut andil dalam basa Indunisia, hahaha......
Mbok jadi orang itu mesti sabar, jangan langsung suodzon begitu. Yo paktanya kan begitu, hehehe......
Gimana kalo Bahasa Endonesa tak campur wae karo Basa Banjar, supaya kalian barataan kawa paham dan mengerti. Masalahnya salawas ini cuma Bahasa Jawa nang bahimat dicampur wan Bahasa Endonesa. Tak apalah naya agar barataan bahasa kawa ikut andil dalam basa Indunisia, hahaha......
Tak cuma Viky Prasetyo yang piawai mencampur-campur bahasa bak gado-gado, saya juga bisa, bedanya saya mencampur dengan bahasa daerah sedangkan si Viky dengan bahasa Linggis eh Inggris gitu, hahaha.......
Seperti semboyan negara kita Bhineka Tunggal Ika, jangan cuma beberapa perbedaan saja yang disatukan, tapi juga menyatukan berbagai bahasa dalam percakapan, misalkan wayah berbahasa secara perbal awake dhewek menggunakan basa Banjar campur boso jowo secara altogether biar taliat so unique lan karakteristik.
Terus piye nek orang jadinya kada paham maraga basanya bakambuh-kambuh koyok kuwek? Yah, kuwi namanya risiko bahasa yang mesti ditanggung oleh para pendengarnya sabarataan, hiks....hiks....
Halah matamu, dasar rai ghedek, cakah muha bisa-bisanya bapandir seperti itu. Naya namanya pelecehan terhadap bahasa sing mestine diperbaiki bukan malah dirusaki, hehehe.......
Wis lah sak karepmu haja lah, biarkan publik yang apreciated towards your bahasa, hahaha........
Wis lah sak karepmu haja lah, biarkan publik yang apreciated towards your bahasa, hahaha........