Gelang sipatu gelang, gelang, gelang…..
Gelang siramai-ramai…..
Mari pulang, marilah pulang……
Marilah pulang beramai-ramai…….
Usai lagu tersebut, odong-odong berhenti, menurunkan anak-anak yang menjadi penumpangnya. Anak-anak lain yang sedang tadi sudah menunggu antusias bersama para orangtuanya, berganti dinaikkan sebagai penumpang baru odong-odong.
Pemilik odong-odong pun memutar lagu baru lainnya. Begitu seterusnya; ganti penumpang, ganti lagu anak-anak yang diputar, antara lain; Lihat Kebunku, Ambilkan Bulan Bu, Balonku Ada 5, Naik-naik ke Puncak Gunung, Bintang Kecil, dan sejumlah lagu anak-anak lainnya yang memang dipersiapkan untuk mengiringi jalan odong-odong.
Tukang Odong-odong Pelestari Lagu Anak-anak.
Beberapa lokasi dimana tukang odong-odong mangkal, yang terdengar diputar adalah lagu anak-anak yang tidak saja akrab di telinga mereka, tapi juga di telinga para orangtua. Memang yang diputar itu lagu anak-anak jaman dulu, bukan lagu anak-anak yang dibawakan oleh para penyanyi cilik yang kini sudah jadi orangtua.
Di tengah gencarnya industri musik di negeri ini, lagu yang bertema dan sesuai dengan konsumsi anak-anak semakin dilupakan. Jangankan untuk menciptakan lagu-lagu baru, bahkan untuk mencari kaset, CD dan sejenisnya yang memuat lagu anak-anak; sudah tergolong sulit.
Para anak sekarang lebih banyak mengenal dan menyanyikan lagu-lagu para orang dewasa. Mereka lebih suka menyanyikan lagu “Bang Toyib” yang lama tak pulang-pulang itu. Bahkan tak sedikit para anak yang menyanyikan lagu bertema cinta dengan ekspresi tak bersalah khas anak-anak.
Diantara sekian ajang pencarian bakat di bidang musik, tampaknya belum ada yang benar-benar khusus dan serius memperlombakan menyanyi lagu anak-anak yang memang sesuai dengan konsumsi mereka.
Kita patut mengapresiasi yang dilakukan oleh para tukang odong-odong, yang mungkin tanpa sengaja ikut melestarikan keberadaan lagu anak-anak agar terus diingat sepanjang masa. Bisa saja para tukang odong-odong itu tidak memutar lagu anak-anak; memutar lagu-lagu yang sekarang sedang hit, misalnya lagu-lagu yang dibawakan oleh si pengamen cilik, Tegar.
Selain yang dilakukan oleh Sekolah TK, palygroup dan sejenisnya, tukang odong-odong ikut andil melestarikan keberadaan lagu anak-anak.