SELAMAT DATANG DAN BERKUNJUNG DI ISP 68 BLOG
Sumur Minyak Pertamina Hasilkan 1 Milyar Per Hari, Warga Daerah Tetap Miskin - ISP68

Xticker

Merangkai Kata Merajut Asa

Definition List

   # 

Selasa, 25 Maret 2014

Sumur Minyak Pertamina Hasilkan 1 Milyar Per Hari, Warga Daerah Tetap Miskin

courtesy : energytoday

Membaca pemberitaan di sebuah portal berita online (Republika), rasanya dada ini sesak.
Bagaimana tidak, menurut pemberitaan itu, sebuah sumur minyak milik PT. Pertamina di Pulau Bunyu yang kini masuk pemerintahan Propinsi Kalimantan Utara, dapat menghasilkan rata-rata 5 ribu barrel minyak mentah per hari, yang bila diuangkan berharga sebesar sekitar Rp 1 milyar. Terdapat 2 sumur aktif yang keduanya dapat menghasilkan rata-rata lebih dari 7 ribu barel per hari. Jadi uang yang dihasilkan pun rata-rata mencapai sekitar Rp 1,5 milyar per harinya.


Bagaimana tidak sesak dada saya; mengetahui betapa kayanya pulau Kalimantan, menghasilkan milyaran rupiah bahkan mungkin lebih berpuluh kali lipat per harinya, tapi daerahnya banyak yang belum maju pembangunannya, warganya pun tak sedikit yang miskin.
Padahal berbagai SDA pulau Kalimantan sangat kaya itu dieksploitasi. Ini jelas kondisi yang sama sekali tidak adil, yang dapat dikatakan seperti tikus kelaparan di lumbung padi.


Pemerintah negeri ini hanya memperkaya Pusat Pemerintahan dan daerah sekitarnya, sementara daerah penghasil kebagian sangat sedikit sekali, yang jika dipakai untuk memperbaiki kerusakan akibat eksploitasi SDA itu pun tak cukup, apalagi dapat dinikmati oleh warganya.

Saya, setiap pribumi, bahkan seluruh warga pulau Kalimantan sangat pantas iri dan meneriakkan ketidak adilan.
Bila dibandingkan di era Kolonial Belanda, mungkin agak lebih baik, karena meski penjajah itu mengeruk SDA, namun tak sebanyak dan serakus pemerintahan kini yang mengklaim pulau Kalimantan itu bagian dari Negeri ini.


Pemerintah hanya memberi kesempatan kepada para kapitalis untuk mengeruk kekayaan SDA Kalimantan untuk memperkaya diri dan keturunan mereka, lalu menyisakan secuil sebagai belas kasih yang tak sepadan dibandingkan dampak kerusakan yang bakal diterima dan dirasakan generasi pribumi Kalimantan.