“Pindah aja chanel tv-nya, ga ada juga orang kita yang ikut di Timnas Indonesia,” tukas seorang temanku yang kutahu sedari dulu tak suka nonton Timnas Sepakbola Indonesia berlaga.
“Memangnya kenapa ?” Tanyaku ingin tahu.
“Jangankan orang Dayak, orang dari suku kamu Banjar aja ga ada di Timnas Indonesia,” jawab temanku ketus.
“Jangankan orang Dayak, orang dari suku kamu Banjar aja ga ada di Timnas Indonesia,” jawab temanku ketus.
Aku pun melongo mendengar jawaban temanku yang kampung halaman dan tempat kelahirannya nun jauh di tengah belantara pulau Kalimantan.
Kalau diamati, susunan pemain di Timnas sepakbola Indonesia memang tidak mencerminkan Indonesia yang majemuk terdiri dari berbagai etnis. Maka wajarlah jika warga di daerah belum punya kebanggaan terhadap Timnas. Apalagi selain prestasi Timnas yang belum bisa disebut membanggakan, dan konflik internal di tubuh PSSI, ditambah para suporter fanatik yang selalu bikin runyam.
Kalau diamati, susunan pemain di Timnas sepakbola Indonesia memang tidak mencerminkan Indonesia yang majemuk terdiri dari berbagai etnis. Maka wajarlah jika warga di daerah belum punya kebanggaan terhadap Timnas. Apalagi selain prestasi Timnas yang belum bisa disebut membanggakan, dan konflik internal di tubuh PSSI, ditambah para suporter fanatik yang selalu bikin runyam.
Saya pribadi membayangkan sebuah Timnas sepakbola Indonesia yang para pemainnya terdiri dari semua suku-suku besar yang ada di nusantara ini, sehingga warga di daerahnya masing-masing memiliki kebanggaan tersendiri.
Namanya juga Indonesia, bhineka tunggal ika, jika benar-benar ingin mencerminkan Indonesia yang majemuk, ya Timnas Sepakbolanya pun mesti terdiri dari pemain berbagai suku.
Namanya juga Indonesia, bhineka tunggal ika, jika benar-benar ingin mencerminkan Indonesia yang majemuk, ya Timnas Sepakbolanya pun mesti terdiri dari pemain berbagai suku.