Beberapa hari ini ramai pemberitaan seputar Pak Jokowi mantu. Terus terang dan semoga terang terus saya sangat iri dengan apa yang dapat dilakukan oleh pak Jokowi terlepas beliau sebagai seorang Presiden negeri ini (untung Presiden cuma satu tak termasuk Capres yang ngebet pingin, hehehe......).
Irinya (bukan Iriana Jokowi lho) saya pasti bukan seperti irinya 2 Waket DPR RI yang nyinyir terhadap acara mantu yang digelar Pak Jokowi dengan menyebar undangan sebanyak 8 ribu. Mereka berdua ini mungkin kurang bahan omongan bilang Pak Jokowi itu tak mencerminkan kesederhanaan, bahkan menyarankan acara mantu diramaikan di Medsos atau Vlog saja, wuidih gagasan baru yang nyeleneh ini.
Courtesy : detiknews |
Aduh mama sayang e, beta sangat iri skali trabisa seperti pak Jokowi, ingin acara mantu semeriah mungkin, andai bisa saya akan undang orang 1 propinsi.
Apa nak dikata hamba hanyalah warga biasa kelas menengah ke bawah yang punya modal serba pas; pas lagi ada beras bisa makan, pas lagi punya recehan bisa ngerokok, pas lagi bokek nahan lapar, hihihi.......
Ini beda tebal sekali dengan Pak Jokowi, beliau itu konon pengusaha sukses sebelum jadi Walikota, Gubernur dan Presiden. Apalagi kini beliau sebagai Presiden, simbol negara yang merupakan milik seluruh rakyat Endonesia (biasa terdengar begini diucapkan) apakah dulu milih atau tidak milih beliau.
Jumlah undangan 8 ribu itu tak sebanding sekali dengan jumlah rakyat Endonesia yang 250 juta, tak ada 1 persennya rakyat negeri ini. Mestinya Pak Jokowi mengundang seluruh rakyat Endonesia melalui semua saluran media.
Saya kira andai Pak Jokowi masih sebagai Walikota Surakarta pun undangan sebanyak itu masih terasa kurang, karena mengingat popularitas beliau di mata warga Surakarta.
Apa sih yang dipermasalahkan dari perhelatan mantu tersebut, perihal imbauan harus berlaku sederhana gitu ? Silakan saja diberlakukan kepada para ASN, PNS, Pejabat yang digaji oleh Pemerintah selama tugasnya. Tapi ini Presiden lho, orang nomor satu, masa malu-maluin gelar acara mantu pakai lesehan diatas tikar pandan, makanannya nasi dari Raskin, lauk pucuk-pucukan plus sambal terasi dan ikan asin, terus yang diundang juga cuma beberapa ratus orang saja. Saya saja ingin nantinya perhelatan mantu untuk anak saya kalau bisa undang 10 ribu orang syukur-syukur bisa undang 1 propinsi.
Sudahlah, yang penting Pak Jokowi tak pakai fasilitas dan uang milik rakyat dan negara. Sangat manusiawi jika selaku orangtua Pak Jokowi menyenangkan anak mantunya, karena memang apa yang diusahakan dan dicari itu untuk anak-anak. Selamat ya Pak Jokowi meski lupa undang saya, hehehe......