Beras yang diperuntukkan warga miskin (Raskin) berubah menjadi beras yang dibisniskan (Rasnis).
Hal itu diungkapkan oleh warga di Kecamatan Kusan Hulu yang mengeluh karena harga Raskin yang menjadi mahal. Harga beras yang seharusnya cuma Rp. 1.600 per kilonya dijual oleh aparat desa Lasung menjadi Rp. 3.000 per kilonya.
foto : menit.tv |
Warga Desa Lasung mengeluhkan harga yang melonjak tersebut. Apalagi sudah beberapa bulan ini mereka dilanda paceklik, dan tidak bisa bertani karena seringnya dilanda banjir.
Warga lainnya mengungkapkan, mereka masih bisa memaklumi jika harga Rp. 25.500 per sak untuk beras dengan isi 15 kilogram, tapi bila harganya sampai Rp. 45 ribu per saknya, tidak wajar.
Camat Kusan Hulu, Abdul Naim, MBA saat dikonfirmasi melalui telepon seluler mengaku kecolongan oleh ulah oknum aparat desa tersebut.”Saya mengaku lalai dan kurang teliti terkait masalah harganya, kemaren saya cuma mempertanyakan penyalurannya saja, apakah sudah atau belum,” ungkapnya. Menurut Abdul Naim, dia akan memanggil Kades untuk segera menindak aparat desa yang telah menjadikan Raskin sebagai objek bisnis, serta memberlakukan kembali harganya sesuai dengan yang diterapkan oleh pemerintah pusat, yakni Rp. 1.600 per kilogram plus ditambah ongkos angkutnya. (Sumber : http://www.jurnalisia.net)