Kali ini saya mengungkap satu kata dalam Bahasa Banjar, salah satu bahasa yang digunakan di pulau Kalimantan (Borneo), yang menurut data Wikipedia; penutur dan penggunanya sekitar 5 juta orang di seluruh dunia; di Sumatera (Riau), Brunei dan Malaysia.
Kata “Supan”, yang dalam Bahasa Indonesia artinya “malu”. Kata “supan” ini dalam pelaksanaannya oleh warga etnis Banjar, tak semata pada satu tindakan; malu, tapi juga sekaligus sopan, karenanya kata itu berbunyi “supan” yang cuma terpaut pada perbedaan vocal “U” dan “O”.
Jadi bila “supan” itu diterapkan dalam perilaku atau perbuatan, maka berarti bersikap malu sekaligus sopan.
Kata tersebut bisa ditambah awalan dan akhiran, yang pengertian menjadi berubah. Misalnya kita tambahkan awalan “ka” dan akhiran “an”, yang dalam Tata Bahasa Indonesia sama dengan “ke” dan “an”.
Akan diperoleh kata jadian; “kasupanan”, yang bila diartikan secara literal berarti “kemaluan”.
Eits, tunggu dulu. “Kasupanan” dalam Bahasa Banjar bukan atau tidak sama dengan pengertian “kemaluan”, dan tak ada hubungannya dengan kemaluan atau alat kelamin/genital manusia.
“Kasupanan” berarti menjadi malu, sama seperti dalam Bahasa Inggris; “shame” atau “shy” yg menjadi “be shame” atau “shyness” atau “shamefacedness” berbeda dengan “genitals” ataupun “sexual organs”.
Ini contoh penggunaan kata “supan” dan “kasupanan” ;
-Unda (supan) ba’ilang ka rumahnya = aku (malu) bertamu ke rumahnya.
-(Kasupanan) banar unda batamuan inya = (jadi malu) benar aku ketemu dia.
-Kada usah (supan), anggap haja di rumah saurang = Tak usah (malu), anggap saja di rumah sendiri.
Cukup sekian dulu pembahasan mengenai Bahasa Banjar, lain kali insya Allah akan saya bahas mengenai kata atau ungkapan lainnya.
Bahasa adalah cara untuk menunjukkan suku bangsa.