SELAMAT DATANG DAN BERKUNJUNG DI ISP 68 BLOG
Hampir 160 Ribu Untuk Sebungkus Rokok - ISP68

Xticker

Merangkai Kata Merajut Asa

Definition List

   # 

Sabtu, 08 Maret 2014

Hampir 160 Ribu Untuk Sebungkus Rokok

Ini sebuah pengalaman pribadi yang pernah kualami sebagai seorang ‘ahli hisap’, sebutan gurauan di kampung untuk para perokok.

Kejadiannya waktu aku bersama teman sedang menginap menginap di Hotel The Sultan di Jakarta (dulu namanya Jakarta Hilton International).
Pagi itu usai sarapan pagi di restoran yang terdapat di hotel tersebut, seperti biasanya aku mencari rokok, kebetulan aku sedang kehabisan.
Aku pun meninggalkan teman yang masih di resetoran, pamit keluar membeli rokok.
Kepada salah seorang karyawan resto aku tanyakan tempat jualan rokok terdekat, yang ternyata juga berada dalam hotel, tak seberapa jauh dari resto.

Setibanya di tempat jualan rokok, kutanyakan harga sebungkus rokok Mild dari merk terkenal. Aku kaget ketika mengetahui harga sebungkusnya Rp 20 ribu, padahal biasanya aku membeli cuma Rp 12 ribu.
Karena merasa kemahalan, niatku membeli rokok kuurungkan.

Aku berjalan keluar hotel dengan harapan diluar hotel terdapat kios penjual rokok.
Meski sudah mengelilingi areal sekitar hotel, serta tempat yang berdekatan dengan lokasi hotel, namun tetap tak kutemukan satu pun kios penjual rokok. Sementara itu mulutku sudah terasa masam.
Akhirnya tanpa pikir panjang aku menghentikan sebuah taksi argo. Didalam taksi aku sambil berpikir, masa untuk mendapatkan sebungkus rokok mesti menyewa taksi. Daripada naik taksi cuma untuk membeli rokok, aku pun minta sopir mengantarku ke kawasan Roxy, sekalian mau lihat-lihat berbagai jenis ponsel.

Meski aku sudah beberapa kali ke Jakarta, aku biasanya menginap di hotel kelas menengah, yang mana di sekitarnya banyak orang berjualan berbagai keperluan termasuk rokok.
Setibanya di Roxy, aku merogoh kocek sebesar Rp 60 ribu. Setelah lebih satu jam putar-putar dari lantai ke lantai di Roxy, aku pun memutuskan balik ke hotel, karena sedari tadi sudah beberapa kali temanku menyuruhku balik.
Aku pun balik ke hotel dengan menyewa taksi argo lagi. Dan kali ini aku bayar taksi lebih mahal karena sempat beberapa lama terjebak macet, aku mesti merogoh kocek hampir Rp 100 ribu.

Alamak, hanya gara-gara tak mau membeli sebungkus rokok karena merasa kemahalan, aku mesti jalan-jalan dan merogoh kocek hampir Rp 160 ribu.
Ini jadi pengalaman berarti bagiku, untuk selanjutnya aku mesti mengalah bayar mahal daripada merogoh kocek lebih mahal lagi.