SELAMAT DATANG DAN BERKUNJUNG DI ISP 68 BLOG
Lagi, Visualisasi Sosok Sang Nabi oleh Media Barat - ISP68

Xticker

Merangkai Kata Merajut Asa

Definition List

   # 

Minggu, 23 Maret 2014

Lagi, Visualisasi Sosok Sang Nabi oleh Media Barat

Media Barat tampaknya tak pernah surut dan berhenti membuat komik maupun kartun bergambar atas kehidupan pribadi Rasulullah Muhammad SAW.
Untuk kesekian kalinya media Barat kembali menerbitkan komik bergambar Nabi SAW; Charlie Hebdo, nama majalah yang terbit di Prancis.


Seperti biasa reaksi pun bermunculan dan mengemuka dari umat Islam di seluruh dunia. Apapun alasan media Barat yang mengulas kehidupan pribadi Nabi SAW dengan penggambaran visual (gambar) itu, tak akan pernah bisa diterima umat Islam. Satu kata dari umat Islam terkait visualisasi Nabi SAW itu adalah; Haram !

Sosok Nabi/Rasul terakhir (menurut akidah Islam) ini bagi umat Islam sangatlah sakral, sehingga diharamkan untuk divisualisasikan dalam bentuk gambar (image) terkecuali hanya dalam bentuk tulisan nama Muhammad dengan berbagai macam gaya kaligrafi Arab.

Diharamkannya memvisualisasikan sosok Nabi SAW itu dimaksudkan untuk menghindari pemujaan berlebihan terhadapnya, sehingga dapat mengulang hal yang sama terhadap pemujaan sosok Yesus oleh umat Nasrani, yang selain digambarkan dalam bentuk lukisan hingga patung.

Barat yang kritis tampaknya memang tak puas hanya membaca, mempelajari, kemudian menyajikannya kembali sejarah sosok pribadi SAW dengan melalui tulisan saja tanpa memperlengkapinya dengan visual. Dengan memperlengkapinya dengan visual, mereka ingin menampilkan inovasi kreatif dalam menyajikan sosok pribadi Nabi SAW melalui tulisan, bahkan bilamana perlu melalui sinematografi.

Hanya saja ide-ide inovasi kreatif Barat ini tak pernah bisa diterima oleh umat Islam sampai kapanpun. Umat Islam terutama di Indonesia lebih menerima penggambaran sosok para sahabat Nabi SAW; Abubakar, Umar, Utsman dan Ali (sepupu sekali Nabi SAW yang berpotensi memiliki kemiripan wajah dengan Nabi). Selain itu juga penggambaran terhadap wajah beberapa ulama yang dianggap wali (aulia) seperti; Syekh Saman Al Madani, Syekh Abdul Kadir Jailani, dan Wali Sanga (sembilan) yang dianggap memiliki berbagai karamah, sehingga tak sedikit dari umat Islam yang memuja mereka melebihi Nabi SAW.

Tak akan pernah berhenti umat Islam protes dan marah dengan media-media Barat yang liberal, yang selalu senang dan tak kehabisan ide untuk mengutak-atik sosok Nabi SAW melalui visualisasi dan sebagainya. Sebaiknya umat Islam lebih memfokuskan diri introspeksi internal daripada selalu mencerca, misalnya saja melakukan pelarangan juga memvisualkan para sahabat Nabi serta para ulama yang dianggap wali. Bukankah mereka itu hidup di masa ratusan bahkan ribuan tahun lalu dimana ilmu melukis tak sehebat di era modern, apalagi belum ada peralatan perekam visual (kamera), yang mana penggambaran terhadap mereka hanyalah semacam reka-reka saja.
Kalaupun pihak media Barat tetap membuat visualisasi sosok Nabi SAW, belum tentu berpengaruh terhadap kehidupan keagamaan umat Islam, yang mana mereka tetaplah hanya memuja dan menyembah Allah SWT, bukan menyembah Rasulullah Muhammad SAW yang statusnya hanya sebagai seorang Utusan (Messenger).