“Kenal sama Prabowo nggak, pak ?” tanyaku kepada seorang tukang gerobak yang kebetulan lewat di depan rumahku.
“Kenal, itu kan pak Prabowo yang juragan batubara karungan,” jawab pria setengah baya itu.
“Kalo Rhoma Irama, kenal nggak ?” tanyaku lagi.
“O kalo itu pasti kenal. Lagu-lagunya kan banyak dan sering dinyanyikan, sayangnya saya belum pernah lihat dan ketemu dia dari dekat,” ungkap si tukang gerobak.
Itulah pembicaraanku dengan seorang warga, masyarakat awam, golongan ekonomi kelas bawah yang merupakan mayoritas di negeri ini.
Sosok seperti tukang gerobak itu, tak bisa dipungkiri tak mengerti politik segala macam. Aku kira jika Prabowo Subianto mencalonkan diri sebagai Presiden akan datang, kalaulah orang-orang awam kelas bawah itu memilih Prabowo, dapat dipastikan ada pihak-pihak yang mengarahkan untuk memilihnya dengan iming-iming dan sejumlah bayaran.
Logikanya mana ada orang yang mau memilih seseorang yang tak dia ketahui dan kenal figurnya.
Aku jadi teringat di era tahun 1970-an, di masa-masa kejayaan lagu dan film Rhoma Irama. Kala itu di kota kecil tempat saya tinggal, setiap minggu memutar film-film yang dibintangi oleh Rhoma Irama. Dalam seminggu 1 film Rhoma Irama bisa sampai 2 hari berturut-turut diputar sore dan malam. Begitupun yang namanya lagu-lagu Rhoma Irama, hampir seluruh tetanggaku yang memiliki tape recorder (pakai pita kaset), memiliki koleksi kaset dan memutar lagu-lagu yang diciptakan dan dinyanyikan si Raja Dangdut itu.
Aku jadi teringat pula terhadap warga suku Bajo yang tinggal di pesisir kota kami. Mereka ini berkerja sebagai nelayan yang kemudian menjual dan menjajakan sendiri hasil lautnya di pasar.
Para warga suku Bajo ini jika mendengar dan mengetahui akan ada pemutaran film Rhoma Irama, maka sebelum waktu pemutaran, mereka akan menutup jualannya. Sering ikan yang mereka jual itu harganya diturunkan agar cepat habis terjual supaya uangnya bisa digunakan untuk beli tiket menonton film. “Selain film India dan Rhoma Irama, nggak asyik, nggak ada goyangan dan nyanyiannya,” begitu kata orang-orang Bajo di kotaku pada masa itu.
Tulisan ini kubuat terkait ramainya pemberitaan Capres Indonesia mendatang. Apalagi Rhoma Irama disebut-sebut dan digadang-gadang oleh pihak tertentu untuk diusung sebagai Capres.
Bukan aku meremehkan elektabilitas Prabowo yang juga disebut-sebut sebagai Capres juga, tapi kita tidak perlu juga meremehkan orang lain seperti Rhoma Irama.
Nyatanya di kotaku sebagian besar orang lebih mengenal sosok Rhoma Irama daripada yang lainnya seperti Prabowo dan banyak politikus lainnya.
Yang jelas aku pribadi akan memilih Rhoma Irama sebagai Presiden RI jika ia benar-benar nanti mencalonkan diri. Kurasa bukan cuma aku, tapi juga seluruh keluargaku; paman, bibi, adik, kakak, ipar, mertua, kakek, nenek, dan kami akan mengajak tetangga lainnya untuk sama-sama memilih Rhoma Irama. Karena menurutku siapapun yang kelak jadi presiden di negeri ini, tak banyak perubahan, jadi apa salahnya kita punya seorang presiden yang pandai menghibur dengan lagu dan film-nya di tengah banyak permasalahan yang menimpa negeri dan bangsa ini.
Jika dibandingkan dengan Ronald Reagan, mantan Presiden USA yang aktor film itu, Rhoma Irama lebih dikenal oleh rakyat Indonesia bahkan di beberapa negara daripada si Tuan Reagan yang pernah membintangi film “Iron Horse” yang sempat diputar di TVRI setiap hari minggu di era 1970-an.