SELAMAT DATANG DAN BERKUNJUNG DI ISP 68 BLOG
No Kantongan Plastik di Minimarket, Ayo Belanja ke Warung Tetangga - ISP68

Xticker

Merangkai Kata Merajut Asa

Definition List

   # 

Jumat, 21 Juni 2019

No Kantongan Plastik di Minimarket, Ayo Belanja ke Warung Tetangga


Sudah jadi kebiasaan saya cukup lama bila sebelum pulang ke rumah mampir dulu di minimarket yang banyak tersebar di wilayah Kecamatan dimana saya tinggal. Saya membeli air mineral kemasan botol paling tidak setengah lusin untuk saya minum di rumah saat berkerja di depan komputer.

Kebiasaan tersebut rasanya sudah saya lakukan selama 4 tahun terakhir. Selain itu saya juga membeli barang keperluan lainnya seperti roti, makanan ringan untuk anak-anak, es krim, nugget ayam, roti, mie instant, kadang shampoo dan sabun mandi cair hingga spray pembasmi serangga, pokoknya bisa 1 kantongan plastik bahkan lebih, karena jarak dari pasar ataupun kumpulan toko cukup jauh dari kediaman saya.

Saya biasa berbelanja di minimarket yang sudah punya nama dan terkenal secara nasional, karena faktor kenyamanan, banyak pilihan dan lokasi parkir yang cukup luas. Sebenarnya soal harga tak jauh beda dari minimarket yang dimiliki dan dikelola oleh warga lokal, bahkan tak jarang malahan lebih murah belanja di minimarket lokal, tapi inilah pilihan.

Namun sejak adanya semacam surat edaran dari Bupati setempat yang mengimbau agar mengurangi sampah plastik, yang berimbas kepada tak disediakannya kantong plastik di seluruh minimarket ternama dan terkenal di tempat saya, maka saya pun enggan berbelanja ke minimarket yang tak menyediakan kantong plastik, karena saya malas harus membawa tempat belanjaan seperti emak-emak.

"Saya ga jadi belanja semua ini. Saya ambil pasta gigi ini saja," kata seorang emak yang barang diambilnya untuk dibeli di minimarket ia batalkan setelah petugas kasir memberitahu bahwa tak ada kantong plastik untuk para pembeli.

"Malas kalau belanja harus membawa tempat belanjaan. Saya belanja di tempat lain saja nanti," ketus si emak itu pula.

Lha, si emak yang sukanya belanja saja enggan kalau harus bawa tempat belanjaan untuk membawa barang apalagi saya yang bapak-bapak.

"Wah maaf ya, saya cuma beli sebungkus rokok ini saja. Tadinya mau belanja lumayan banyak," timpal seorang bapak.

Akhirnya saya pun sama seperti bapak itu cuma membeli sebungkus rokok, padahal; istri saya berpesan agar saya membeli popok, susu formula kaleng, mie instant, telur, tissue dan lainnya.

Saya akhirnya beralih ke minimarket lokal yang ternyata masih menyediakan kantong plastik untuk barang belanjaan. Tadinya saya pikir saya akan jadi langganan minimarket lokal untuk berbelanja barang keperluan rumah terutama makanan dan minuman. Namun apa lacur, ternyata tak lama minimarket lokal pun harus mengikuti minimarket lainnya untuk tak menyediakan kantong platik belanjaan.

Sialan pikir saya semua ini. Dengan dalih mengurangi sampah plastik tapi mengurangi pelayanan bagi banyak orang. Kenapa yang terkena imbas pengurangan plastik justru kantong plastik, padahal yang berbahan plastik cukup banyak seperti kemasan air mineral berbentuk botol, minuman ringan, pembungkus kopi sachet, kental manis, karung beras, pembungkus roti, botol shampoo, sabun mandi cair (body wash), pembungkus popok dan tissue dan lainnya semua berbahan plastik.

Harusnya kalau memang ingin serius mengurangi sampah plastik yang tak mudah hancur oleh alam ini; wajibkan saja ke setiap pembeli bila ingin membeli sesuatu yang kemasannya berbahan plastik maka harus menyalin atau menggantinya dengan tempat yang dibawa pembeli. Misalkan saja saya ingin beli minuman ringan merk coca cola, karena botol kemasan coca cola itu terbuat dari plastik maka setelah dibayar saya haruis menuangkannya ke botol atau tempat yang saya bawa dari rumah. Atau saya bawa tempat sabun dan shampoo dari rumah jika ingin membeli barang-barang tersebut; yang dibeli isinya saja yang dituang ke tempat yang sudah saya siapkan sedangkan kemasannya berbahan plastik itu ditinggal di minimarket atau toko.

Untunglah beberapa kios di sekitar pemukiman saya yang nota bene milik warga lokal masih menyediakan kantong plastik untuk barang belanjaan, maka saya beralih berbelanja ke kios tetangga.

Nah, dengan tak adanya lagi kantong plastik disediakan di seluruh minimarket, kita beralih saja berbelanja ke kios atau warung tetangga, yang mana ini tentu sangat membantu perputaran uang dan roda ekonomi para tetangga kita.

Tapi bagaimana kalau kios atau warung tetangga kita pun tak lagi menyediakan kantong plastik tempat barang belanjaan ? Jangan kuatir. Tak usah lagi kita semua berbelanja ke minimarket, toko, kios dan warung, tapi cukup angkat telpon pesan barang kebutuhan kita apa saja lalu suruh si penjual yang mengantarnya ke kediaman kita, bagaimana ? 
Dengan cara baru berbelanja seperti di atas, maka kita sudah menciptakan lapangan kerja baru untuk para kurir antar barang belanjaan. (ISP)