Sebelum membaca tulisan ini ke bawah, saya ingatkan tulisan ini bukan berita, tapi yang saya ketahui sebagai seorang penulis. Tanpa bermaksud mendiskreditkan pihak manapun, karena ke 2 Pasangan ini masing-masing punya kelebihan. Dan website ini milik saya pribadi yang menggunakan hosting dan domain yang berbayar bukan gratisan. Silakan lanjut membacanya.
Si emak yang ASN itu bersama istri saya memilih duduk di teras rumah kami. Kebetulan teras dengan tempat saya duduk tak terlalu jauh, jadi saya masih bisa mendengar perbincangan mereka berdua. Terdengar mereka berdua menyebut-nyebut Bakal Calon Kepala Daerah Kabupaten Tanah Bumbu yang akan berlaga di Pilkada tahun 2020 ini.
Saya pun beranjak dari tempat duduk dan melangkah ke teras. Iseng-iseng saya ikut 'nimbrung' pembicaraan mereka.
"Nanti di Pilkada akan memilih siapa bu ?" tanya saya ke emak yang ASN itu.
"Sulit menjawabnya, aku pilih golput saja nanti," jawab si Emak ASN itu.
"Jangan jadi golput, harus ada pilihan, golput itu tak bertanggungjawab," sahut saya.
"Sulit sekali aku mau pilih yang mana. Pak Zairullah itu baik; waktu beliau jadi Bupati banyak Tenaga Honorer yang diangkat jadi PNS. Tapi aku tak kenal siapa yang jadi wakilnya pak Zairullah itu," jawabnya.
"Kalau Cuncung setahu ibu bagaimana ?" tanya saya.
"Pak Cuncung itu kan kakaknya pak Mardani. Orangnya sih kelihatannya baik. Kalau pak Mardani aku sudah tahu waktu jadi Bupati beliau baik, banyak membangun, mungkin saja pak Cuncung itu sama seperti saudaranya kalau terpilih nanti," jawab si Emak ASN pula.
"Terus ibu nanti pilih siapa ?" tanya saya setengah mendesak.
"Sudahlah, nanti sajalah itu rahasia di bilik suara," ujar si Emak ASN itu merahasiakan dukungannya.
Para ASN atau PNS ini diwajibkan netral dan menjaga netralitas untuk tidak terlibat kegiatan politik para Bakal Calon ataupun sudah jadi Calon Kepala Daerah, tapi mereka tetap memiliki hak pilih di Pilkada.
Saya masih penasaran terhadap siapa yang mendapat dukungan dan akan dipilih nantinya oleh para ASN di lingkup Pemkab Tanah Bumbu di Pilkada yang direncanakan pada tanggal 9 Desember 2020 mendatang.
Saya pun menemukan seorang kenalan yang ASN saat sama-sama mau sarapan pagi di satu warung. Kali ini seorang bapak-bapak, saya sebut saja pak ASN, karena saya sudah pasti tak akan menyebut identitas para ASN yang saya tanyai itu di tulisan saya ini.
"Gimana nanti di Pilkada akan pilih siapa ?" tanya saya.
"Saya sudah tahu dan pernah merasakan ketika pak Zairullah menjadi Bupati. Saya cenderung memilih yang muda sajalah, rekan-rekan juga tak sedikit yang berpikiran seperti saya," jawabnya.
"Yang muda maksudnya siapa, kan ada 2 pasangan muda ?" tanya saya memastikan.
"Kalau saya sih lebih cenderung ke pak Cuncung. Saya pikir antara pak Cuncung dan pak Mardani tak terlalu berbeda. Kalau misalkan pak Cuncung yang terpilih saya yakin beliau akan melanjutkan program yang dulunya dilaksanakan pak Mardani saat menjadi Bupati," jawab si pak ASN.
"Ketika pak Zairullah menjadi Bupati hal apa yang anda ingat sampai sekarang ?" tanya saya memancing ingatannya.
"Dulu di masa pak Zairullah seingat saya menerapkan yang namanya manajemen ilahiyah, kita para ASN diwajibkan mengikuti acara pengajian dan keagamaan. Dan mungkin saja kalau pak Zairullah terpilih akan ada lagi para ASN disuruh turun pada hari libur menghadiri kegiatan keagamaan, padahal kita kan di hari libur itu perlu istirahat berkumpul keluarga," jawabnya.
Saya tak lagi melanjutkan pertanyaan karena dari jawabannya sudah dapat ditarik kesimpulannya.
Tapi tulisan ini hanya mengambil sampel 2 orang ASN, belum mewakili keseluruhan ASN, namun paling tidak dari ke 2 ASN tersebut ada sedikit gambaran untuk mendukung dan memilih siapa nantinya di Pilkada Tanah Bumbu. (ISP)